Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Penyedia Alat Kesehatan Terlengkap

Kami penyedia jasa supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, medical, mechanical, elektrical, environmental engineering terlengkap dan terpercaya. Kami melayani penjualan retail dan pemesanan khusus.

Untuk informasi lanjut, hubungi kami di
no telp -,
email: alkesritel@yahoo.com
website: alkesritel.blogspot.com.

Showing posts with label kematian. Show all posts
Showing posts with label kematian. Show all posts

Monday, August 26, 2013

Angka kematian bayi di Riau masih tinggi

Ilustrasi; Seorang perawat meletakkan bayi yang baru saja lahir di ruangan neonatal intensive care unit (NICU) di sebuah rumah sakit. (ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar)

Pekanbaru (ANTARA News) - Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Riau selama periode 2011-2012 tercatat masih tinggi, mencapai 24 bayi per seribu kelahiran.

"Hal ini terjadi lebih disebabkan oleh belum baiknya pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Riau dalam pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan," kata Jabarullah Sekretaris Fraksi PPP dalam keterangannya di Pekanbaru, Rabu.

Ia mengatakan itu bagian dari pandangan umum Fraksi PPP terhadap laporan keterangan pertanggungjawaban akhir masa jabatan gubernur Riau tahun 2008- 2013 dalam bidang kesehatan.

Kasus angka kematian bayi di daerah ini menurut dia, masih tinggi lebih juga akibat kurang baiknya sikap prilaku pelayanan para tenaga kesehatan terhadap masyarakat miskin yang menggunakan Jamskesmas dan Jamkesda.

Padahal pada tahun 2008-2010 AKB dapat diturunkan 7,9 per 1000 kelahiran, tapi justru terjadi penambahan tahun 2011 menjadi 11,4 persen dan tahun 2012 terus meningkat menjadi 24 per 1000 kelahiran itu.

"Tidak heran jika ada pasien yang mengeluhkan tidak dilayani dengan baik, disuruh pulang dengan keadaan masih kritis dan bahkan ada pula yang meninggal karena terlambat mendapatkan penangana tenaga medis," katanya.

Fraksi PPP pada kesemapatan itu juga menyoroti terdapatnya kantung-kantung rawan gizi buruk serta tingginya penyakit menular masyarakat yang umumnya dialami masyarakat miskin.

Selain itu, masih belum memadainya akses dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat dimana angka harapan hidup yang ditargetkan 73,83 tahun baru mencapai 71, 55 tahun hingga tahun 2011 padahal standar nilai maksimum 85 tahun dari UNDP.

"Ini perlu menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Riau agar lebih bekerja keras dalam mengatasi persoalan kesehatan di daerah ini," katanya.



Sumber Antara



Alat Laboratorium Bandung

Friday, April 26, 2013

Bidan garda depan penurunan angka kematian ibu

 Ilustarsi kesehatan ibu dan anak (ANTARA News)


... dulu tanpa ada bidan dan dokter pun melahirkan bisa secara normal... "
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Negara DKT Indonesia, Todd Callahan, menyebutkan, bidan di Indonesia cukup penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak. Hal ini karena penyebaran bidan lebih banyak dibandingkan dokter spesialis.  "Dokter obstetri-genekologi di Indonesia masih sedikit dan sebarannya masih terpusat di Jakarta," kata Callahan, dalam acara Penguatan Pendidikan Kebidanan untuk peningkatan Kualitas Kesehatan Ibu dan Anak di Grand Sahid Jakarta, Jumat.  Dia menyatakan, jasa seorang dokter spesialis juga terhitung mahal dan tidak semua warga, terutama warga menengah kebawah, mampu membayarnya. "Biaya persalinan di dokter juga cukup mahal," katanya.  Sementara itu, Sekretaris Asosiasi Pendidikan Kebidanan Indonesia (AIPKIND), Yetti Irawan, menjelaskan, kekurangpercayaan masyarakat Indonesia terhadap bidan karena masih banyak anggapan bahwa proses kelahiran dapat berakhir fatal jika tidak ditangani secara baik.  "Padahal proses kelahiran itu ada proses normal. Jika umur anaknya memang sudah waktunya, dia akan keluar sendiri. Jaman dulu tanpa ada bidan dan dokter pun melahirkan bisa secara normal," katanya.  Dia menambahkan, melahirkan di dokter spesialis juga merupakan satu kebanggan tersendiri. "Seperti ada pretise kalau melahirkan di dokter," katanya.  Oleh karena itu, lanjut Yetti, pendidikan bidan di Indonesia sekarang ini semakin baik dan berkembang sehingga bisa mengikis kekhawatiran jika melahirkan di bidan. Editor: Ade Marboen


COPYRIGHT © 2013


Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com




Sumber Antara




Alat Laboratorium Bandung

Tuesday, April 23, 2013

AIPKIND fokus upaya menekan angka kematian ibu

Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Asosiasi Pendidikan Kebidanan Indonesia (AIPKIND) Yetty Irawan, MSc, menyebutkan bahwa pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang digelar pada 10-12 April 2013 merupakan bentuk tanggung jawab bidan untuk ikut menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia.

Hal tersebut disampaikannya dalam jumpa wartawan Penguatan Pendidikan Kebidanan untuk peningkatan Kualitas Kesehatan Ibu dan Anak di Grand Sahid Jakarta, Jumat.

Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKI di Indonesia menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara dengan 228 bayi per 100 ribu kelahiran hidup.

Dalam Raker tersebut, lanjut Yetti, ada standarisasi yang diputuskan.

"Kami menyampaikan visi misi yang sama dengan pemerintah untuk menekan angka kematian ibu," katanya. Menurutnya, peningkatan kualitas bidan sudah berkembang pesat di Indonesia, terbukti dengan adanya pendidikan kebidanan indonesia di tingkat universitas yakni di Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga dan Universitas Andalas.

"Pendidikan D3nya sendiri sudah 300an dan S2 nya sudah ada di empat universitas, Unpad, Unand, Unair dan Unbraw," katanya.

Sementara itu, Ketua Aipkind, Dra. Jumiarni Illyas, MKes, menyebutkan raker pertama kali digelar tersebut mendapat sambutan yang cukup baik dari para peserta didik pendidikan bidan.

"Yang hadir 600 peserta dari Indonesia," katanya.

Jumiarni melanjutkan, dalam raker tersebut, bidan Indonesia siap dengan standar-standar yang sudah ditetapkan untuk peningkatan kualitas bidan seperti adanya uji kompetensi bidan, peningkatan kualitas SDM pengajar serta pengakreditasian lembaga pendidikan bidan di Indonesia.



Sumber Antara



Alat Laboratorium Bandung

Saturday, April 13, 2013

Kasus kematian bayi di Cilegon diprediksi meningkat

Cilegon (ANTARA News) - Kasus kematian bayi di Kota Cilegon, Provinsi Banten, diperkirakan meningkat pada tahun ini akibat rendahnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan bayinya ke tenaga medis ketika terserang penyakit.

"Sampai dengan Maret 2013 jumlah bayi yang meninggal mencapai 22 orang dan meningkat dibanding tahun sebelumnya sebanyak delapan bayi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Cilegon, Suminar, Jumat.

Ia mengimbau masyarakat khususnya ibu hamil maupun bayi usia lima tahun agar memeriksakan kesehatannya kepada petugas medis.

Selama ini, ujar dia, tingkat kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatan ibu hamil maupun bayi pada Puskesmas relatif rendah.

Oleh karena itu, pihaknya mengajak masyarakat mendatangi pos-pos kesehatan terdekat. "Kami melayani kesehatan bagi ibu hamil maupun bayi guna mengantisipasi angka kematian," katanya.

Ia mengatakan pihaknya melayani klinik kesehatan ibu dan anak (KIA) di setiap Puskesmas maupun pembantu Puskesmas.

Pelayanan ini diharapkan masyarakat bisa mengakses untuk mencegah berbagai penyakit menular. "Kami minta masyarakat secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan pada Puskesmas," katanya.

Menurut dia, pihaknya terus menjalin kerja sama dengan kader Posyandu di masing-masing kelurahan.

Selama ini Posyandu sebagai ujung tombak untuk mencari pelacakan kasus temuan gizi buruk maupun serangan penyakit.

"Jika kader Posyandu menemukan kasus balita gizi buruk maupun serangan penyakit menular maka segera membawa ke Puskesmas dan Rumah Sakit," katanya.

Ia menyebutkan saat ini angka kasus kematian bayi meningkat dari sebelumnya delapan orang menjadi 22 orang.

Kemungkinan kasus tersebut meningkat jika tidak segera dilakukan penanganan medis terhadap mereka.

"Kami bekerja keras untuk meminimalisasi angka kematian bayi melalui pengoptimalan pelayanan medis," katanya.



Sumber Antara



Alat Laboratorium Bandung

Sunday, April 7, 2013

Menkes risaukan naiknya angka kematian ibu melahirkan

Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi (ANTARA)

Ini cukup mengkhawatirkan. Saya ingatkan petugas kesehatan, bayangkan itu ibu kita yang meninggal saat melahirkan.
Balikpapan (ANTARA News) - Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi merisaukan naiknya angka kematian ibu melahirkan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang mencapai 106 kematian per 1.000 ibu melahirkan pada awal 2013.

"Kami risau melihat angka itu," cetus Menteri Mboi saat meresmikan bangunan baru Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo, Jalan MT Haryono, Balikpapan, Jumat (22/3).

Angka itu meningkat dari 90 kematian per 1.000 ibu melahirkan pada 2010. Angka tersebut juga menjadikan Kaltim ada di peringkat ke-5 tertinggi kematian ibu melahirkan secara nasional.

"Ini cukup mengkhawatirkan. Saya ingatkan petugas kesehatan, bayangkan itu ibu kita yang meninggal saat melahirkan," lanjutnya.

Kementerian Kesehatan menargetkan angka kematian ibu melahirkan itu tidak lebih dari 2,1 per 100 kelahiran di 2014 mendatang. Saat ini rata-rata nasional mencapai 2,6 kematian per 100 kelahiran.

Karena itu, menurut Menteri Kesehatan, walaupun Pemerintah Provinsi Kaltim memberikan anggaran yang besar, memiliki gedung rumah sakit yang bagus dengan cukup fasilitas namun bila para tenaga kesehatan belum dapat menurunkan angka kematian ibu melahirkan itu berarti belum memenuhi kewajiban sebagai tenaga kesehatan yang baik.

Menkes Mboi juga menjelaskan penyebab tingginya angka kematian ibu melahirkan tersebut, yaitu usia ibu saat hamil masih terlalu muda, yaitu masih belasan tahun, lalu ibu yang hamil pada usia di atas 30 tahun, kemudian ibu melahirkan terlalu rapat (biasanya dua kelahiran dalam jarak 12 bulan atau setahun).

Oleh sebab itu, katanya, program Keluarga Berencana kembali menjadi hal penting. Suami dan istri bersepakat mengatur jarak kelahiran anak-anak mereka agar semuanya optimal dan selamat.



Sumber Antara



Alat Laboratorium Bandung