Untuk informasi lanjut,
hubungi kami di
no telp -,
email: alkesritel@yahoo.com
website: alkesritel.blogspot.com.
Menyajikan informasi akurat dan terkini penyedia alat kesehatan di Bandung Jawa Barat
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Untuk informasi lanjut,
hubungi kami di
no telp -,
email: alkesritel@yahoo.com
website: alkesritel.blogspot.com.
"MERS-CoV telah menyebabkan penyakit pernapasan pada sejumlah orang di Timur Tengah, termasuk Arab Saudi, demikian penjelasan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Anggito Abimanyu melalui rilis yang diterima Antara di Jakarta, Selasa.
"Makkah merupakan tempat bertemunya massa terbesar di dunia pada setiap penyelenggaraan Ibadah Haji sehingga memiliki risiko tinggi terinfeksi penyakit menular," tambah Anggito.
Imbauan Kementerian Agama selengkapnya sehubungan MERS-CoV :
Pertama, calon jamaah agar selalu menjaga kesehatannya dengan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Calon jamaah juga dianjurkan berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan di sarana pelayanan kesehatan, enam minggu sebelum bepergian;
Kedua, melakukan vaksinasi meningitis sebelum melakukan perjalanan ke Arab Saudi.
Ketiga, melindungi diri dan orang lain dari penyebaran kuman-kuman dan penyakit yang menyerupai influenza. Caranya:
a) jika timbul sakit dengan gejala-gejala penyakit seperti influenza, tunda bepergian atau tetap tinggal di rumah;b) cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir; c) praktikkan etika batuk dan bersin dengan baik (tutup mulut dan hidung); d) gunakan masker jika terkena flu dan kontak dengan orang yang terkena flu saat menjalankan ibadah di tanah suci;
Keempat, jika mengalami gejala demam, batuk dan kesulitan bernapas (sesak napas atau napas pendek) saat menjalankan ibadah haji dan umrah di tanah suci, segera kunjungi dokter atau layanan kesehatan terdekat;
Kelima, jika mengalami gejala demam, batuk, dan kesulitan bernapas (sesak napas atau napas pendek) dalam waktu 14 hari setelah kembali dari perjalanan, agar segera mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan.
Kepala Unit Pengendalian Penyakit avian Influenza Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta Tri Wahana Adiwijaya di Yogyakarta Senin mengatakan, penurunan kasus flu burung antara lain disebabkan menurunnya curah hujan.
"Wabah flu burung memasuki bulan puasa ini kami bisa menyatakan menurun dibanding bulan-bulan sebelumnya, sehingga masyarakat tidak perlu resah," katanya.
Ia menyebutkan hingga 14 Juli 2013 populasi unggas terkena flu burung di DIY hanya berada di Kabupaten Kulon Progo dengan jumlah 3 ekor unggas dari 224 populasi uanggas.Sementara untuk Kabupaten lainnya tidak ditemukan.
"Kasus flu burung yang ditemukan bukan pada peternak, melainkan pada peliharaan rumah tangga," katanya.
Jumlah tersebut, jauh dari kasus flu burung pada Januari 2013 yang ditemukan sebanyak 14 unggas positif flu burung dari 225 populasi unggas.
"Januari cukup banyak (kasus flu burung) sebab curah hujan masih tinggi," katanya.
Kendati demikian, penyebaran wabah flu burung rentan meningkat kembali seiring potensi meningkatnya tren pembelian unggas hidup khususnya ayam di kalangan masyarakt khususnya H-7 Hari Raya Idul Fitri mendatang.
"Jual-beli ayam hidup meningkat menjelang Lebaran. Biasanya rentan menjadi sumber penyebaran virus flu burung," katanya.
Sehingga ia tetap mengimbau kepada masyarakat agar dapat mengurung ayam yang telah dibeli dari pasar. Hal itu, menurut dia, efektif menekan penyebaran virus flu burung.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, tahun 2012 terdapat sekitar 417 ribu pasien malaria. Tahun sebelumnya, ada 465.764 pasien.
"Di Indonesia angkanya lumayan, tapi penurunannya masih pelan, hanya sekitar 50 ribu," kata Menkes Nafsiah Mboi saat membuka pemutaran perdana film "Mary & Martha" di Erasmus Huis, Jakarta.
Beberapa provinsi di Indonesia masih tinggi tingkat kasus malaria, seperti Papua, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Bangka Belitung, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Selatan.
Menurutnya, faktor lingkungan di daerah-daerah tersebut yang menyebabkan tingginya kasus malaria. "Kalau bersih, malaria tidak bisa hidup di situ," katanya.
Senada dengan Ketua Penyelenggara Kanisius Kami dari Indonesia Malaria Care Foundation (IMCF) dalam sambutan sebelumnya, Menkes menyatakan perlu kerja sama pemerintah dengan masyarakat untuk menangani malaria di Indonesia.
Sebelumnya, Kanisius Kami menyatakan selain tanggung jawab Kemenkes, pemberantasan malaria juga menjadi tanggung jawab masyarakat secara menyeluruh.
"Ini penyakit yang bisa dicegah, bisa diobati, bisa dieliminasi. Kalau kita kerja sama, kita bisa mengalahkannya," tutur Menkes Nafsiah Mboi.
Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo, Jaelan, di Wonosobo, Selasa, menyebutkan, dari sejumlah penemuan tersebut dengan perincian pada 2004 satu kasus, 2005 (1), 2006 (3), 2007 (1), 2008 (7), 2009 (23), 2010 (27), 2011 (12) kasus, 2012 (34), dan tahun 2013 enam kasus.
Ia mengatakan, dari data tersebut tercatat ada 44 orang telah meninggal dunia.
Berdasarkan jenis kelamin, penderita HIV/AIDS di Wonosobo didominasi kaum perempuan mencapai 67 orang dan laki-laki 48 orang.
Ia menuturkan berdasarkan faktor risiko, temuan tertinggi pada kaum heteroseks sebanyak 88 kasus, pengguna narkoba dengan jarum suntik 15 kasus, ibu ke bayi tujuh kasus, dan homo seksual lima kasus.
Berdasarkan jenis pekerjaan, katanya, tertinggi pada wiraswasta sebanyak 23 kasus, kemudian ibu rumah tangga 22 kasus, TKI 17 kasus (TKW 16 kasus dan pria satu kasus), buruh 17 kasus, narapidana 12 kasus, PSK 10 kasus, belum bekerja (anak sekolah dan bayi) tujuh kasus.
"Penemuan kasus tertinggi pada usia produktif 25 sampai 29 tahun sebanyak 36 kasus," katanya.
Jaelan menuturkan, media penularan HIV/AIDS melalui darah, lewat cairan mani dan cairan vagina serta lewat air susu ibu.
"HIV tidak ditularkan melalui berpelukan, berjabat tangan, pemakaian toilet, washtafel atau kamar mandi bersama, berenang di kolam renang, gigitan nyamuk atau serangga lain, membuang ingus, batuk, dan meludah serta pemakaian piring dan alat makan/minum secara bersama-sama," katanya.
Ia mengatakan, upaya pencegahan penularan dilakukan dengan menghindari hubungan seks di luar nikah atau berganti pasangan, selalu setia dengan pasangan, pemakaian kondom pada mereka yang punya pasangan HIV positif atau transaksi seks berisiko, menggunakan jarum suntik dan alat tusuk lainnya yang terjamin sterilisasinya, screening atau penapisan darah donor serta perempuan dengan HIV positif bila ingin memiliki anak agar ikut program pencegahan HIV dari ibu ke anak.
Ketua Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kabupaten Wonosobo, Muh Yasir mengatakan, salah satu upaya penanggulangan penyebaran virus mematikan tersebut akan dibentuk warga Peduli AIDS.
Ia mengatakan, melalui program pembentukan Warga Peduli AIDS diharapkan secara berkelompok, masyarakat mau dan mampu melakukan kegiatan secara aktif dan tersistem dalam melayani dan mengakses sistem layanan dan rujukan yang berkaitan dengan masalah HIV/AIDS. (*)