Untuk informasi lanjut,
hubungi kami di
no telp -,
email: alkesritel@yahoo.com
website: alkesritel.blogspot.com.
Menyajikan informasi akurat dan terkini penyedia alat kesehatan di Bandung Jawa Barat
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Untuk informasi lanjut,
hubungi kami di
no telp -,
email: alkesritel@yahoo.com
website: alkesritel.blogspot.com.
"Minimnya obat yang bersertifikat halal di Indonesia disebabkan oleh pemahaman bahwa obat merupakan sesuatu yang darurat, sehingga boleh dikonsumsi meski tidak jelas status kehalalannya," kata Direktur Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI Lukmanul Hakim dalam siaran pers MUI di Jakarta, Senin.
Pandangan tersebut, menurut dia, keliru sebab untuk menentukan hukum kedaruratan, penggunaan obat harus dengan alasan yang kuat, misalnya, pasien akan meninggal dunia jika tidak mengkonsumsi obat tersebut atau tidak ada obat lain yang bisa menggantikan.
Empat obat yang telah bersertifikat halal tersebut antara lain vaksin meningitis dan kapsul cacing, sedangkan obat-obatan lainnya dari 206 perusahaan obat di Indonesia belum mengajukan diri untuk disertifikasi, ujarnya.
Selain empat produk obat, 13 jenis suplemen dan 17 jenis jamu, menurut dia, juga telah mendapat sertifikat halal.
"Minimnya obat-obatan halal, juga disebabkan 90 persen bahan obat-obatan kita diimpor dari luar, mayoritas dari China dan India, sedangkan kita di Indonesia hanya meracik saja dari bahan-bahan yang diimpor. Jadi kita tidak tahu-menahu halal tidaknya bahan-bahan obat-obatan itu," katanya.
"Jumlah bidan di Indonesia sekarang ini lebih dari 200 ribu orang, namun yang sudah tersertifikasi sebagai Bidan Delima hanya 11.000 orang," kata Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) IBI Dr. Emi Nurjasmi di Semarang, Selasa.
Hal tersebut diungkapkannya di sela "Peluncuran dan Workshop Program E-Learning GE Healthcare untuk Peningkatan Kualitas Bidan di Indonesia".
Program Bidan Delima dikembangkan oleh IBI untuk membina bidan praktik mandiri (BPM) agar dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi terstandar.
Untuk menjadi bidan delima, menurut Emi, memang harus memenuhi berbagai persyaratan, mulai aspek sarana prasarana, peralatan, hingga manajemen dengan standar tertentu yang kemudian dinilai oleh tim asesor.
Dengan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi itu, kata dia, memang belum seluruh bidan yang ada di Indonesia tersertifikasi sebagai bidan delima, tetapi pihaknya menargetkan semakin banyak yang tersertifikasi.
"Target kami, tahun depan sudah ada setidaknya 13 ribu bidan yang tersertifikasi sebagai Bidan Delima. Bidan Delima ini merupakan program khusus sebagai standardisasi para bidan praktik mandiri (BPM)," kata Emi.
Sementara itu, General Manager (GM) Program Bidan Delima IBI Asmilia Makmur mengaku menjadi Bidan Delima memang harus memenuhi berbagai standar pelayanan kesehatan masyarakat yang sudah ditetapkan.
Ia mengungkapkan Bidan Delima akan memasang lambang delima di tempat praktiknya yang menunjukkan telah tersertifikasi sehingga masyarakat bisa akan mengetahui mana yang sudah bidan delima dan belum.
"Memang belum semua bidan terlayani dan tersertifikasi sebagai Bidan Delima, sebab harus memenuhi sejumlah persyaratan tertentu. Namun, kami berharap semakin banyak yang menjadi bidan delima," kata Asmilia.