Untuk informasi lanjut,
hubungi kami di
no telp -,
email: alkesritel@yahoo.com
website: alkesritel.blogspot.com.
Menyajikan informasi akurat dan terkini penyedia alat kesehatan di Bandung Jawa Barat
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Untuk informasi lanjut,
hubungi kami di
no telp -,
email: alkesritel@yahoo.com
website: alkesritel.blogspot.com.
Abdominal aortic aneurysm adalah pembengkakan bagian bawah aorta, pembuluh darah utama yang memasok tubuh. Kondisi itu langka, tapi bisa mematikan. Orang yang berusia lanjut, terutama mereka yang merokok, menghadapi resiko lebih tinggi.
Pemeriksaan ultrasound, yang menggunakan gelombang suara untuk mengambil gambar susunan di dalam tubuh, dapat dengan mudah mendeteksi kondisi tersebut.
Di dalam studi mereka, para peneliti dari Karolinska Institutet --yang berpusat di Stockholm-- membagi lebih dari 80.000 orang yang berusia 46 sampai 84 tahun ke dalam empat kelompok dengan jumlah yang sama berdasarkan berapa banyak buah dan sayuran yang mereka laporkan mereka konsumsi.
Dalam waktu 13 tahun, catatan rumah sakit dan kematian memperlihatkan 1.086 orang terserang abdominal aortic anerysm, termasuk 222 yang penyakit gondok nadi (aneurisma) mereka kambuh. Lebih dari 80 persen aneurisma dan kambuhan terjadi pada pria.
Para peneliti mendapati orang yang melaporkan mengkonsumsi lebih dari dua porsi buah setiap hari memiliki resiko 25 persen lebih rendah untuk terserang abdominal aortic aneurysm dan 43 persen lebih rendah untuk mengalami kambuhan penyakit gondok nadi dibandingkan dengan orang yang memakan paling sedikit buah.
Dibandingkan dengan mereka yang tidak makan buah, orang yang mengkonsumsi dua porsi buah per hari memiliki resiko 31 persen lebih kecil untuk terserang aneurima dan 39 persen lebih rendah untuk mengalami aneurisma kambuhan, kata mereka sebagaimana dilaporkan Xinhua, Selasa.
Para peneliti tersebut mendukung tingginya kandungan anti-oksidan pada buah mungkin melindungi orang dari abdominal aortic aneurysm dengan mencegah tekanan oksidatif, yang bisa mendorong peradangan.
"Mengkonsumsi banyak buah mungkin membantu mencegah banyak penyakit pembuluh darah, dan studi kami menunjukkan resiko lebih rendah terhadap abdominal aortic aneurysm akan termasuk di antara manfaat itu," kata Otto Stackelberg dari Karolinska Instituet, penulis utama studi tersebut, yang disiarkan di jurnal American Heart Association, Circulation.
Namun para peneliti itu tak menemukan hubungan dengan sayuran, yang juga kaya akan anti-oksidan. Sayuran kurang beberapa jenis anti-oksidan yang terkandung di dalam buah dan mungkin membantu menjelaskan temuan buah berbanding sayuran, kata Stackelberg.
"Sayuran tetap penting buat kesehatan. Studi lain telah mendapati mengkonsumsi lebih banyak buah dan sayuran mungkin menurunkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes type 2, tekanan darah tinggi, dan beberapa kanker," kata Stackelberg.
Di dalam studi tersebut, kebanyakan orang memakan apel dan buah pir, lalu diikuti oleh mengkonsumsi pisang, jeruk dan sitrus.
American Heart Association menyarankan rata-rata orang dewasa makan empat sampai lima porsi buah dan sayuran.
Orang yang tidak merokok juga perlu makan buah untuk mencegah abdominal aortic aneurysm. "Jangan pernah mulai merokok; dan jika anda sudah merokok, berhenti hari ini. Tak pernah ada kata terlambat," kata Stackelberg.
"Promosi rokok itu mempengaruhi masyarakat khususnya generasi muda agar terjerat dalam kebiasaan merokok," ujar Prijo di Jakarta, Kamis.
Pada Januari - Oktober 2007 saja ada 1.350 acara yang disponsori industri rokok dengan rata-rata 135 acara setiap bulan.
"Untuk itu harus dilakukan upaya pengendalian rokok secara komprehensif termasuk pelarangan iklan, promosi, dan sponsor rokok," kata dia.
Hasil penelitian menunjukkan 70 persen anak muda yang melihat iklan rokok terpengaruh untuk merokok.
Ketua Panitia Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2013, Bintarti Soewondo, menyebut iklan rokok sebagai pembodohan dan membohongi masyarakat.
Sementara itu demi langkah konkrit mengendalikan tembakau, Komnas Pengendalian Tembakau memberikan penghargaan penghargaan kepada individu-individu yang berperan dalam mengendalikan rokok, termasuk mereka yang menetapkan peraturan melindungi masyarakat dari bahaya asap rokok.
Penghargaan diberikan kepada Ketua Kaukus Kesehatan DPR-RI sebagai bentuk apresiasi atas kegigihannya di parlemen dalam mengendalikan tembakau dan mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo yang telah menertibkan kawasan bebas rokok di ibukota serta peraturan khusus larangan merokok.
Penghargaan juga diberikan kepada Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi yang telah mendorong daerah untuk menertibkan Perda Kawasan Tanpa Rokok, dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang menerapkan Kawasan Dilarang Merokok secara menyeluruh dan terpadu.
Kemudian kepada Chairman dan CEO Lippo Group Mochtar Riady dan James Riady serta CEO Femina Group Svida Alisjahbana atas dukungannya menolak iklan, promosi dan sponsor rokok di media.
Di sisi lain, Kartono mengkritik industri rokok di Indonesia memiliki kebebasan hampir absolut untuk memasarkan produknya kepada anak-anak dan remaja, tanpa ada kebijakan kuat untuk membatasi.
"Belanja iklan industri rokok dapat menghabiskan hingga Rp2 triliun per tahunnya. Karena itu, pemerintah tidak boleh lagi menunda melarang iklan rokok, promosi, dan sponsor secara menyeluruh di Indonesia," kata dia dalam diskusi polemik iklan rokok di Jakarta, Kamis.
Ia mengungkapkan, penelitian yang dilakukan di Jakarta menunjukkan 99,7 persen remaja melihat iklan rokok di televisi, 86,7 persen remaja melihat di media luar ruang, 76,2 persen remaja melihat di koran dan majalah, dan 81 persen remaja melihat di berbagai kegiatan yang disponsori industri rokok.
Hal senada disampaikan Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait yang menilai iklan, promosi, dan sponsor rokok harus total dilarang karena 70 persen remaja merokok karena pengaruh iklan.
"Menurut penelitian yang dilakukan Komisi Nasional Perlindungan Anak pada 2007, menunjukkan 70 persen remaja merokok karena pengaruh iklan. Karena itu ia menekankan iklan, promosi, sponsor, dan CSR rokok harus dilarang," ujar Arist.
Dia menilai iklan dan promosi rokok telah memotivasi anak dan remaja menjadi perokok pemula.
"Tak terbantahkan lagi itu adalah strategi dan sebuah gerakan untuk menggiring anak menjadi perokok pemula untuk mengganti orang dewasa yang sakit dan meninggal dunia. Iklan tersebut juga membuat imej bahwa rokok itu barang yang normal, atau biasa saja," kata dia.
Ia menyebutkan perokok di atas 10 tahun akan loyal merokok sehingga tak ada alasan bagi industri untuk mengatakan iklan mereka tidak menyasar anak dan remaja.
"Ada 45 juta keluarga perokok indonesia, maka ada 45 juta itu balita terkepung asap rokok, kalau terkepung asap rokok itu maka kesehatannya terganggu. Ilham usia 2 tahun merokok sampai 4 tahun menghabiskan 40 batang sehari," kata dia.
"Kami mengestimasi ada 18.000 lebih penderita gangguan jiwa yang dipasung, namun sampai 2013 ini kasus yang kami temukan baru sekitar 3.500 kasus gangguan jiwa. Banyak daerah yang belum mau melaksanakan program bebas pasung," kata Kepala Subdit Bina Etikolegal dan Asesmen Kesehatan Jiwa Kemenkes, Gerald Mario Semen.
Gerald mengemukakan hal itu saat menjadi narasumber sosialisasi tentang Penanganan Orang dengan Masalah Kejiwaan di Sampit, Senin.
Dia menjelaskan dari 3.500 kasus penderita gangguan jiwa yang dipasung tersebut, masih ada sekitar 800 kasus yang belum ditangani.
"Hal itu bukan karena tidak ada upaya petugas, melainkan karena keengganan pihak keluarga menyerahkan anggota keluarga mereka yang menderita gangguan jiwa tersebut dilepas dari pasungan untuk diobati," kata Gerald.
Mario menegaskan, penderita gangguan jiwa bisa diobati, namun lama masa pengobatan tergantung tingkat gangguan jiwa yang dialami pasien.
Tiap puskesmas wajib membantu penderita gangguan jiwa dan merujuknya ke rumah sakit. Kemenkes juga sudah menyiapkan 320.000 ampul obat injeksi atau suntik untuk penderita gangguan jiwa.
Dari 1.980 orang yang diduga menderita TB di Kota Depok, 656 orang di antaranya dinyatakan positif setelah diperiksa, kata Ketua Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Kota Depok dr Anna Rozaliyani ketika mengunjungi Rumah Penanggulangan TB Kampung Rawa bersama Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail di Cipayung Kota Depok, Selasa.
Ia mengatakan peran aktif dan kerja keras dari semua pihak dapat membantu untuk menjalankan program-program melawan penyakit yang menyerang paru-paru ini.
Untuk itu ia mengajak semua elemen, baik Pemerintah maupun swasta untuk bersama-sama mulai aktif menggerakkan program-program kerja PPTI menanggulangi penyakit flek paru-paru tersebut.
"PPTI adalah mitra Pemerintah sebagai penyedia pelayanan pemberantasan TB," jelasnya.
Sementara itu Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengatakan pihaknya berusaha menekan jumlah penderita TB di Kota Depok dengan mengajak masyarakat melakukan pola hidup bersih dan melakukan pengobatan ketika menderita penyakit tersebut.
"Kami memberikan layanan pengobatan gratis kepada warga yang menderita TB," katanya.
Mantan presiden Partai Keadilan tersebut mengatakan pihaknya juga melakukan mobilisasi tiga hal yang utama yaitu menyediakan tenaga medis, pengobatan di puskesmas dan juga menyiapkan penyuluh dan pendamping untuk menjelaskan penyakit TB tersebut.
Menurut dia Indonesia merupakan negara terbesar keempat dunia terbanyak penderita TB setelah India, China, dan Afrika Selatan. untuk itu, kata dia, perlu melakukan penanganan penanggulangan penyakit TB secara serius.
Penyakit TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium Tuberkulosa. Bakteri ini menyerang siapa saja pria maupun wanita tanpa memandang usia. Dan biasanya penyakit TBC sering menyerang pada usia rata-rata 15-35 tahun, boleh dibilang usia masih produktif.
Salah seorang penderita TB yang sudah sembuh Mardiah (40) warga RT 2/5 Cipayung mengatakan dirinya sembuh setelah menjalani pengobatan di Rumah Penanggulangan TB Kampung Rawa selama enam bulan.
"Tadinya saya sering batuk tak sembuh-sembuh setelah berobat di sini akhirnya saya sembuh," ujarnya.
Ali Mursalih, salah seorang pencetus berdirinya Rumah Penanggulangan TB Kampung Rawa yang terletak di lingkungan rumah penyair (Almarhum) WS Rendra ini, mengatakan berdirinya rumah tersebut karena banyaknya warga sekitar yang menderita batuk darah.
WS Rendra bersama dokter ahli paru dari Solo meneliti penyakit tersebut dan ternyata warga menderita penyakit TB. "Tadinya warga mengira penyakit yang disebabkan santet namun ternyata tidak," jelasnya.
Saat ini, kata dia, Rumah Penanggulangan TB Kampung Rawa ini setiap hari dikunjungi oleh sekitar 20 orang yang datang bukan saja dari Depok tetapi juga dari Bogor, Tangerang, Sukabumi dan juga Bekasi.
"Saat ini, tes (hipertensi) sudah bisa dilakukan di mana saja, termasuk di Puskesmas atau klinik.Fasilitas sudah tersedia di mana-mana. Yang diperlukan hanya kesadaran kita semua agar masyarakat menjadikan pemeriksaan hipertensi ini menjadi pemeriksaan rutin," kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama.
Dalam temu media memperingati Hari Kesehatan Sedunia 2013 di Kementerian Kesehatan di Jakarta Kamis, ia mengatakan bahwa Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2011 mencatat hingga satu miliar orang di dunia mengalami hipertensi dan dua pertiga di antaranya di negara berkembang yang berpenghasilan rendah-sedang.
Prevalensi hipertensi yang semakin meningkat dinilai merupakan masalah yang mencemaskan sehingga peringatan Hari Kesehatan Dunia 2013 pun mengambil tema "Waspadai Hipertensi, Kendalikan Tekanan Darah" yang bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan hipertensi.
Statistik Kesehatan Dunia tahun 2012 WHO melaporkan bahwa hipertensi adalah suatu kondisi berisiko tinggi yang menyebabkan sekitar 51 persen dari kematian akibat stroke dan 45 persen dari penyakit jantung koroner.
Selain itu, Tjandra menyebut hipertensi saat ini telah bergeser secara umum ke usia lebih muda dibandingkan beberapa tahun lalu.
Banyak orang tidak memahami bahaya hipertensi yang seringkali tidak bergejala sehingga dikenal juga sebagai "the silent killer" padahal sebenarnya hipertensi dapat dicegah dan diobati.
Untuk melakukan pencegahan, Tjandra mengatakan masyarakat dalam menerapkan perilaku CERDIK atau Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stres.
WHO Representative to Indonesia Khanchit Limpakarnjanarat menyebutkan empat faktor reiiko utama untuk hipertensi itu adalah kebiasaan makan yang tidak seimbang, merokok, alkohol serta kurang aktivitas fisik dan stres.
"Faktor resiko ini sama untuk setiap individu, tapi jika membandingkan pola perilaku yang kurang baik antara kota dan desa, memang lebih banyak ditemukan di kota," ujar Khancit.
Kami mengharapkan agar jumlah penerima kartu Jamkesnas ditingkatkan menjadi 120 juta jiwa karena masih banyak penduduk miskin yang belum mendapatkan Jamkesnas, dengan menganggarkan premi dari pos APBN 2014 sekitar Rp25 triliun-Rp30 triliun,"Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah diminta meningkatkan jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional (Jamkesnas) dari 86 juta jiwa menjadi 120 juta jiwa pada APBN 2014, agar sebagian besar penduduk miskin mendapatkan jaminan pemeliharaan pelayanan kesehatan (JPK) gratis.
Tokoh buruh yang juga Ketua Komite Aksi Jaminan Sosial (KAJS) Timbul Siregar mengatakan hal itu di Jakarta, Senin dalam Diskusi "Membaca Kesiapan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Tahun 2014" yang diadakan Kaukus Muda Indonesia (KMI).
Tampil sebagai pembicara dalam diskusi tersebut, antara lain anggota Komisi IX DPR Arif Minardi, Direktur Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan, mantan Dirut PT Taspen Ahmad Subianto dan Joko Heryono dari Serikat Pekerja Nasional (SPN).
Menurut Timbul, amanat UU No.40/2004 tentang SJSN menyatakan bahwa SJSN efektif akan diberlakukan 1 Januari 2014 mulai dari jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK) dimana 86 juta jiwa warga miskin mendapat kartu Jamkesnas dengan premi iuran Rp15.500 per bulan ditanggung pemerintah (APBN), sedangkan bagi pekerja formal ditanggung pemberi kerja.
"Kami mengharapkan agar jumlah penerima kartu Jamkesnas ditingkatkan menjadi 120 juta jiwa karena masih banyak penduduk miskin yang belum mendapatkan Jamkesnas dengan menganggarkan premi dari pos APBN 2014 sekitar Rp25 triliun-Rp30 triliun," katanya.
Timbul mengatakan, sebagai penyelenggara SJSN yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sesuai amanat UU No. 24/2011 tenang BPJS. Sedangkan keberadaan PT Askes, PT Jamsostek, PT Asabri dan PT Taspen akan dilebur menyatu dalam BPJS.
"Kami minta para pekerja formal yang sudah dipotong iuran untuk jaminan hari tua (JHT) tidak khawatir dananya akan hilang, karena dana iuran tetap ada di BPJS, sedangkan premi iuran untuk JPK akan dibayar oleh pemberi kerja," katanya.
Timbul menegaskan, premi Jamkesnas tersebut ditanggung oleh APBN, agar seluruh penduduk Indonesia dapat berobat di rumah sakit di seluruh Indonesia, sedangkan dana kesehatan dari APBD provinsi, kabupaten/kota dapat dianggarakan untuk pembangunan rumah sakit, penambahan ruangan kelas 3, dan fasilitas kesehatan daerah terpencil.
Sementara itu, anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PKS Arif Minardi mengharapkan pemerintah segera menyiapkan sarana dan prasarana dalam pelayanan kesehatan Jamkesnas bagi 86 juta jiwa penduduk miskin agar mendapat pelayanan secara optimal.
"Komisi IX DPR yang membidangi masalah kesehatan telah meminta pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan agar segera menyiapkan fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia guna mendukung pemberlakukan UU SJSN bidang kesehatan mulai 1 Januari 2014," katanya. (*)