Untuk informasi lanjut,
hubungi kami di
no telp -,
email: alkesritel@yahoo.com
website: alkesritel.blogspot.com.
Menyajikan informasi akurat dan terkini penyedia alat kesehatan di Bandung Jawa Barat
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Untuk informasi lanjut,
hubungi kami di
no telp -,
email: alkesritel@yahoo.com
website: alkesritel.blogspot.com.
"Tidak boleh ada satu anak yang sakit, cacat, meninggal karena sakit yang bisa dicegah dengan imunisasi," kata Menkes mengingatkan dalam sambutannya.
Vaksin Pentavalen merupakan pengembangan dari vaksin Tetravalen (DPT-HB) dengan menambahkan vaksin Haemophilus influenzae type b (Hib) yang diberikan dalam satu suntikan.
"Kini kelima antigen diberikan dalam satu suntikan sehingga menjadi lebih efisien, tidak menambah jumlah suntikan pada anak sehingga memberikan kenyamanan bagi bayi yang mendapat imunisasi beserta ibunya," kata Menkes.
Dengan digunakannya vaksin pentavalen (DPT-HB-Hib) bersama vaksin campak, polio dan BCG, maka program imunisasi yang semula untuk pencegahan tujuh penyakit menular (difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, tuberculosis pada bayi, polio dan campak) bertambah menjadi delapan penyakit menular melalui penambahan antigen Hib untuk mencegah pneumonia dan meningitis pada anak.
Vaksin Haemophilus influenza tipe B (Hib) berisi antigen yang dapat mencegah penyakit radang otak dan radang paru yang merupakan penyebab 17,2 persen kematian pada bayi.
Vaksin Hib inilah yang akan diintegrasikan pada vaksin DPT-HB yang telah lebih dulu dikenal masyarakat.
Vaksin hepatitis B (HB) bermanfaat untuk mencegah terjadinya kerusakan hati (kanker hati) sedangkan vaksin DPT terdiri atas tiga antigen yang dapat melindungi bayi/balita dari penyakit difteri, pertusis dan tetanus.
Dalam program imunisasi dasar lengkap (IDL) bayi yang baru lahir hingga berusia tujuh hari langsung mendapatkan imunisasi hepatitis B.
Saat bayi berusia satu bulan maka ditambahkan imunisasi polio dan BCG.
Kemudian berturut-turut pada usia 2, 3 dan 4 bulan bayi mendapatkan lagi vaksin polio bersamaan dengan pemberian vaksin pentavalen dan terakhir pada saat bayi berusia 9 bulan mendapatkan imunisasi campak.
"Jadi, antara usia 0 hari hingga genap 1 tahun, bayi setidaknya dibawa lima kali ke fasilitas kesehatan untuk melengkapi imunisasinya," kata Menkes.
"Terus terang kami tidak lagi mememiliki persediaan vaksin rabies, tapi vaksin lain termasuk untuk unggas masih ada," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulteng Greesje Kuhu di Palu, Kamis.
Greesje mengatakan persediaan vaksin rabies sudah lama kosong dan kiriman vaksin dari pusat yang baru tiba hanya vaksin ayam dan ternak besar seperti sapi, kambing, dan kerbau.
Sementara vaksin rabies untuk anjing, kera dan kucing yang sebenarnya sangat di butuhkan di Sulteng justru tidak tidak dipasok padahal Gressje mengaku vaksin rabies termasuk yang sangat diperlukan untuk daerahnya yang dikenal rawan rabies.
Kekosongan stok vaksin rabies itu disebut Greesje juga disebabkan alokasi pengadaan vaksin rabies untuk Sulteng sangat terbatas setiap tahunnya dan tidak sebanding dengan jumlah populasi ternak yang ada.
Greesje mencontohkan pada 2012, Sulteng hanya menerima jatah alokasi vaksen rabies sebanyak 10.000 dosis sedangkan jumlah ternak yang ada di Sulteng saat ini sebanyak 73.304 anjing, 68 kera dan 10.588 kucing.
"Dan itu belum termasuk anjing liar," kata Greesje.
Selain masalah keterbatasan vaksin, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulteng juga mengalami kesulitan dalam melakukan vaksinasi karena tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah.
Greesje mencontohkan permasalahan yang dihadapi petugas di lapangan antara lain pemilik hewan yang tidak berada di tempat atau pemilik ternak tidak dapat menangkap anjing peliharaan mereka untuk dilakukan vaksinasi.
"Ini kendala-kendala yang dihadapi petugas saat turun ke lapangan melakukan vaksinasi," kata Greesje.
Kesulitan juga muncul karena pemilik hewan peliharaan juga masih jarang melaporkan ternak peliharaan mereka untuk divaksinasi oleh petugas secara mandiri.
Dari 11 kabupaten dan kota di Sulteng, Kabupaten Poso yang memiliki populasi ternak anjing, kucing dan kera paling banyak yakni mencapai 22.479 dari 73.304 ekor total ternak peliharaan warga di provinsi itu.