Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Penyedia Alat Kesehatan Terlengkap

Kami penyedia jasa supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, medical, mechanical, elektrical, environmental engineering terlengkap dan terpercaya. Kami melayani penjualan retail dan pemesanan khusus.

Untuk informasi lanjut, hubungi kami di
no telp -,
email: alkesritel@yahoo.com
website: alkesritel.blogspot.com.

Showing posts with label Studi. Show all posts
Showing posts with label Studi. Show all posts

Wednesday, August 28, 2013

Studi: buah mungkin melindungi orang dari aneurisma

Washington (ANTARA News) - Mengkonsumsi lebih banyak buah mungkin menurunkan resiko orang terserang kondisi pembuluh darah berbahaya yang dikenal sebagai abdominal aortic aneurysm, demikian satu studi Swedia yang disiarkan pada Senin (19/8).

Abdominal aortic aneurysm adalah pembengkakan bagian bawah aorta, pembuluh darah utama yang memasok tubuh. Kondisi itu langka, tapi bisa mematikan. Orang yang berusia lanjut, terutama mereka yang merokok, menghadapi resiko lebih tinggi.


Pemeriksaan ultrasound, yang menggunakan gelombang suara untuk mengambil gambar susunan di dalam tubuh, dapat dengan mudah mendeteksi kondisi tersebut.


Di dalam studi mereka, para peneliti dari Karolinska Institutet --yang berpusat di Stockholm-- membagi lebih dari 80.000 orang yang berusia 46 sampai 84 tahun ke dalam empat kelompok dengan jumlah yang sama berdasarkan berapa banyak buah dan sayuran yang mereka laporkan mereka konsumsi.


Dalam waktu 13 tahun, catatan rumah sakit dan kematian memperlihatkan 1.086 orang terserang abdominal aortic anerysm, termasuk 222 yang penyakit gondok nadi (aneurisma) mereka kambuh. Lebih dari 80 persen aneurisma dan kambuhan terjadi pada pria.


Para peneliti mendapati orang yang melaporkan mengkonsumsi lebih dari dua porsi buah setiap hari memiliki resiko 25 persen lebih rendah untuk terserang abdominal aortic aneurysm dan 43 persen lebih rendah untuk mengalami kambuhan penyakit gondok nadi dibandingkan dengan orang yang memakan paling sedikit buah.


Dibandingkan dengan mereka yang tidak makan buah, orang yang mengkonsumsi dua porsi buah per hari memiliki resiko 31 persen lebih kecil untuk terserang aneurima dan 39 persen lebih rendah untuk mengalami aneurisma kambuhan, kata mereka sebagaimana dilaporkan Xinhua, Selasa.


Para peneliti tersebut mendukung tingginya kandungan anti-oksidan pada buah mungkin melindungi orang dari abdominal aortic aneurysm dengan mencegah tekanan oksidatif, yang bisa mendorong peradangan.


"Mengkonsumsi banyak buah mungkin membantu mencegah banyak penyakit pembuluh darah, dan studi kami menunjukkan resiko lebih rendah terhadap abdominal aortic aneurysm akan termasuk di antara manfaat itu," kata Otto Stackelberg dari Karolinska Instituet, penulis utama studi tersebut, yang disiarkan di jurnal American Heart Association, Circulation.


Namun para peneliti itu tak menemukan hubungan dengan sayuran, yang juga kaya akan anti-oksidan. Sayuran kurang beberapa jenis anti-oksidan yang terkandung di dalam buah dan mungkin membantu menjelaskan temuan buah berbanding sayuran, kata Stackelberg.


"Sayuran tetap penting buat kesehatan. Studi lain telah mendapati mengkonsumsi lebih banyak buah dan sayuran mungkin menurunkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes type 2, tekanan darah tinggi, dan beberapa kanker," kata Stackelberg.


Di dalam studi tersebut, kebanyakan orang memakan apel dan buah pir, lalu diikuti oleh mengkonsumsi pisang, jeruk dan sitrus.


American Heart Association menyarankan rata-rata orang dewasa makan empat sampai lima porsi buah dan sayuran.


Orang yang tidak merokok juga perlu makan buah untuk mencegah abdominal aortic aneurysm. "Jangan pernah mulai merokok; dan jika anda sudah merokok, berhenti hari ini. Tak pernah ada kata terlambat," kata Stackelberg.


 


Sumber Antara




Alat Laboratorium Bandung

Sunday, April 28, 2013

Studi: Flu Burung Strain Baru Beradaptasi pada Manusia

Jakarta, Flu burung kembali muncul dengan strain baru. Di China, setidaknya 6 orang dilaporkan meninggal akibar terjangkit virus flu burung H7N9. Nah, berdasarkan studi baru, kejadian di China menggambarkan bahwa virus tersebut beradaptasi pada sel manusia sehingga perlu diwaspadai meningkatnya kemungkinan pandemi flu baru tersebut secara global.

Dikutip dari ANI, Senin (15/4/2013), para ilmuwan meneliti urutan genetik H7N9 pada empat korban manusia serta sampel yang berasal dari unggas dan lingkungan dari pasar Shanghai. Dari penelitian diketahui bahwa pada isolat manusia terdapat mutasi protein yang memungkinkan pertumbuhan virus secara efisien. Bahkan virus juga memungkinkan untuk tumbuh pada suhu di saluran pernapasan atas manusia.

Menurut pakar flu burung, Yoshihiro Kawaoka, informasi genetik dalam virus diperlukan untuk memahami bagaimana virus ini berkembang. Dengan demikian dapat digunakan untuk mengembangkan vaksin pencegah infeksi.

Seperti diketahui virus influenza bergantung pada kemampuannya untuk menempel, meniru sel-sel hidup inangnya, dan kemudian menyebar ke tubuh 'korban'. Sebenarnya flu burung jarang menginfeksi manusia, namun virus terkadang memiliki kemampuan beradaptasi dengan kondisi tubuh manusia. Saat itu terjadi, kesehatan manusia pun menjadi berisiko.

Menurut Kawaoka, mayoritas virus dalam studi, baik yang didapat di tubuh manusia maupun dari burung, menunjukkan mutasi pada permukaan protein hemagglutinin, yang digunakan patogen untuk mengikat sel inang. Dengan mutasi itu maka memungkinkan virus lebih mudah menginfeksi sel manusia.

Penelitian bersama yang dilakukan oleh Influenza Virus Research Center, National Institute of Infectious Diseases yang dipimpin oleh Masato Tashiro dan University of Wisconsin-Madison dan University of Tokyo yang dipimpin oleh Yoshihiro Kawaoka tersebut akan dipublikasikan dalam jurnal Eurosurveillance.

(vit/up)

Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K)

Konsultasi Dokter Gigi (drg)

Adi Suryanto Budhipramono, Dr., Sp.A

Konsultasi Spesialis Anak (SpA)

RS. Siloam Hospital, Jl. Siloam No. 6 Lippo Karawaci Tangerang, Banten.



Sumber Detik



Alat Kesehatan Bandung

Thursday, April 4, 2013

Studi: Olahraga Tetap Penting bagi Tubuh Meski Tak Mampu Hentikan Penuaan

Jakarta, Setiap orang didorong untuk rutin melakukan aktivitas fisik demi kebugaran dan kesehatan organ luar dan dalamnya, apalagi olahraga disinyalir dapat menjaga penampilan fisik seseorang dan membuatnya awet muda. Tapi sebuah studi mengungkap untuk urusan memperlambat proses penuaan, sebaiknya Anda berdiam diri di rumah saja atau bermalas-malasan saja.

Pasalnya menurut studi tersebut, olahraga rutin takkan menghentikan proses penuaan otot atau penurunan bentuk dan kekencangan otot-otot seseorang. Temuan ini juga bertentangan dengan kepercayaan bahwa ketidakaktifan fisik bertanggung jawab penuh terhadap pengenduran otot di usia senja.


Dengan kata lain Profesor Jamie Timmons dari Loughborough University, Inggris menyatakan bahwa studi ini menunjukkan 'kaitan antara penuaan otot dengan kurangnya latihan fisik tidaklah masuk akal'.


"Kami pun memastikannya dengan mengamati perubahan otot orang-orang di Inggris dan AS seiring dengan pertambahan usia mereka. Tapi kami tidak menemukan bukti jika aktivitas fisik dapat menyebabkan perubahan biologis yang berkaitan dengan usia. Bagi sebagian orang berolahraga mungkin akan memberikan efek fungsional yang baik tapi bagi beberapa orang lainnya aktivitas ini tidaklah menghentikan penuaan otot," terang Prof Timmons seperti dilansir dari Daily Mail, Selasa (26/3/2013).


Dari situ peneliti menemukan adanya penanda kimiawi spesifik atau 'sidik jari' untuk proses penuaan otot. Sekali teridentifikasi, peneliti dapat melihat bagaimana reaksi penanda tersebut terhadap latihan fisik. Kemudian peneliti mencari tahu apakah ada diantara partisipan yang memperlihatkan perbaikan otot setelah berolahraga. Tapi lama-kelamaan mereka menyadari bahwa kerja keras partisipan di gym tidaklah menghentikan proses penuaan otot-otot mereka.


Bahkan menurut Prof Timmons, seperempat orang 'tak mengalami pertumbuhan jaringan otot', meski mereka telah berupaya keras agar fisiknya terus bugar.


Prof Timmons yang juga pakar di bidang sistem biologi di departemen Sport, Exercise and Health Sciences, Loughborough University menambahkan, "Kami sama sekali tak menemukan adanya kaitan antara keduanya padahal masalah utama pada proses penuaan adalah hilangnya otot. Nyatanya kami justru menemukan bahwa 25 persen orang tak memberikan respons apapun terhadap aktivitas fisik dan ototnya tetap tumbuh secara normal."


Bahkan Prof Timmons memperingatkan bahwa olahraga secara berlebihan dapat menyebabkan satu dari 10 orang menderita tekanan darah tinggi dan berisiko terkena diabetes 9 persen lebih tinggi daripada orang yang tidak berolahraga.


"Padahal banyak strategi penanganan penyakit di luaran sana yang hanya terfokus pada aktivitas fisik yang pada sebagian orang tak begitu mempan. Mungkin bagi sebagian orang akan lebih baik jika mereka lebih memfokuskan diri pada pengaturan pola makan atau pola tidur ," tutupnya.





Sumber Detik




Alat Kesehatan Bandung