Untuk informasi lanjut,
hubungi kami di
no telp -,
email: alkesritel@yahoo.com
website: alkesritel.blogspot.com.
Menyajikan informasi akurat dan terkini penyedia alat kesehatan di Bandung Jawa Barat
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Untuk informasi lanjut,
hubungi kami di
no telp -,
email: alkesritel@yahoo.com
website: alkesritel.blogspot.com.
Bayi perempuan dari pasangan Roni (45) dan Ny Rika (40) ini lahir sekitar pukul 08.17 WIB di unit persalinan rumah sakit yang berlokasi di Jalan Padjadjaran itu.
"Bayi itu lahir secara sesar dengan berat 2,6 kilogram dan panjang 46 centimeter dengan kondisi sehat. Bayi itu lahir lebih cepat dari perkiraan kami," kata tim dokter sekaligus pemilik Melinda Hospital Bandung, Susan Melinda, di Bandung, Sabtu.
Ia menyebutkan, kelahiran bayi perempuan yang oleh kedua orang tuanya dinamai Kirana Citra Selvira itu adalah kasus unik, selain dilahirkan pada 17 Agustus bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI, juga karena dari ayah dengan kondisi sperma nol dan ibu berusia rentan, 40 tahun.
Pasangan itu telah menunggu selama 17 tahun untuk kelahiran anak pertamanya itu karena ada kelainan pada organ reproduksi pasangan itu.
"Seorang pria yang bersperma nol saat ini tidak identik dengan mandul dan tidak bisa punya anak, dengan teknologi saat ini memungkinkan untuk memiliki keturunan," kata Susan.
Ia menerangkan, pembuahan sel telur dilakukan oleh sperma sang suami dengan teknik `Intra Cytoplasmic Sperm Injection` yakni menginjeksi sel telur dengan sperma yang diambil dari suami.
"Memang statusnya sperma nol, tapi pada organ produksinya ada sperma yang kami lakukan dengan melakukan pengambilan sel itu, kemudian dilakukan dilakukan pembuahan dan ternyata berhasil," kata Susan.
Berdasarkan pemantauan kehamilannya normal dan tidak ada keluhan hingga akhirnya melahirkan secara cesar di Melinda Hospital Sabtu pagi lalu.
"Saya ingin keluarga lain yang punya masalah seperti kami bisa mendapatkan keturunan, ini sebuah berkah bagi kami dan benar-benar terharu mendapatkan momongan setelah sekian lama kami berusaha mendapatkannya," kata Roni yang juga pengusaha jasa telekomunikasi itu.
Pasangan itu masih memungkinkan memiliki anak kedua dari embrio yang masih tersimpan di Melinda Hospital.
"Kami masih menyimpan embrio, atau sel telur yang telah dibuahi, sehingga pasangan itu bisa mendapatkan anak keduanya. Namun kami anjurkan setahun setelah kelahiran anak pertama karena butuh perhatian orang tuanya," kata Susan.
Penelitian terbaru di university of Adelaide menunjukkan bahwa orang tua, khususnya ayah, yang gemuk memiliki penanda molekular yang unik di dalam sel spermanya. Penanda inilah yang akan diwariskan pada anaknya sehingga sama-sama untuk berisiko gemuk.
Temuan ini diharapkan bisa menjadi kunci untuk mengungkap penyebab semakin banyaknya penderita obesitas atau kelebihan berat badan. Selain gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat, diyakini ada faktor lain yang membuat seseorang lebih rentan gemuk.
Sebagai contoh, seseorang bisa saja tetap gemuk meski sudah rajin olahraga dan mengonsumsi makanan yang sehat. Sebagian yang lain justru tetap kurus meski menerapkan gaya hidupnya malas-malasan dan selalu menyantap makanan manis dan berlemak.
Selama ini, risiko gemuk pada anak-anak yang lahir dari orang tua gemuk lebih banyak dikaitkan dengan kebiasaan. Misalnya orang tua yang gemuk jarang olahraga dan makanannya tidak sehat, sehingga anak-anaknya cenderung meniru dan akhirnya ikut-ikutan gemuk.
Peneliti utama dalam riset tersebut, Dr Tod Fullston mengatakan bahwa dalam kenyataannya tidak selalu demikian. Beberapa anak yang lahir dari orang tua gemuk, tetap saja susah mendapatkan tubuh ramping meski tidak meniru kebiasaan orang tuanya yang tidak sehat.
Untungnya menurut Dr Fullston, penanda molekular pada sperma para ayah yang gemuk tidak bersifat permanen. Sebelum spermanya membuahi sel telur, penanda molekular tersebut bisa diperbaiki dengan mengubah diet atau pola makan menjadi lebih sehat.
"Saran saya adalah, para pria obesitas yang hendak punya keturunan sangat bisa memperbaiki kesehatan keturunannya jika mereka melakukan sesuatu terkait berat badannya melalui diet dan olahraga," kata Dr Fullston seperti dikutip dari News.com.au, Selasa (15/7/2013).
(up/vit)
...semen yang normal adalah yang mengandung 16 juta sperma per mililiternyaNew York (ANTARA News) - Musim gugur adalah masa yang paling banyak dikaitkan dengan lahirnya bayi, dan para peneliti mengungkap penyebabnya secara ilmiah, bahwa sperma manusia menjadi paling sehat pada musim dingin hingga awal musim semi.
Dengan mengambil contoh dari 6.000 pria lebih yang menjalani perawatan kesuburan, para peneliti menulis hasil temuan mereka di American Journal untuk ilmu kandungan dan kebidanan, bahwa mereka mendapati sperma dalam jumlah terbanyak, yang berenang gesit dan paling sedikit yang berkelainan adalah yang diproduksi pada musim dingin dan menurun secara perlahan hingga musim semi.
"Pola sperma musim dingin dan semi cocok dengan peningkatan probabilitas kehamilan dan memberi penjelasan mengenai puncak persalinan pada musim gugur," tulis ketua penelitia Eliahu Levitas, warga Israel dari Universitas Ben-Gurion, di Negev, Beer-Sheva.
Bila memang ada polanya, pengetahuan itu akan menjadi penting "khususnya bagi pasangan dengan kesuburan yang kurang pada pria untuk mengatasi perawatan kesuburan".
Untuk penelitian tersebut, Levitas dan rekan-rekannya mengumpulkan dan menganalisis 6.455 sperma dari para pria di klinik kesuburan mereka antara Januari 2006 dan Juli 2009. Dari jumlah tersebut, 4.960 pria diketahui memproduksi sperma normal dan 1.495 memproduksi yang tidak normal--misalnya sperma yang lambat.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa semen yang normal adalah yang mengandung 16 juta sperma per mililiternya, sebagaimana diberitakan Reuters.
Bicara soal jumlah, diperkirakan perlu 70 hari bagi tubuh untuk memproduksi sel sperma, dan yang terbaik adalah yang diproduksi pada musim dingin. Contohnya, rata-rata pria memproduksi 70 juta sperma per mililiter semen pada musim dingin.
Lima persen dari jumlah tersebut mempunyai gerakan sangat gesit, berenang cepat sehingga meningkatkan peluang pasangan untuk mendapat kehamilan.
Pada musim semi jumlah yang dihasilkan sekitar 68 juta sperma per mililiter dan hanya tiga persen yang sangat gesit.
Pria yang produksi spermanya tidak normal, tidak menunjukkan pola tersebut. Mereka memperlihatkan kecenderungan pergerakan sperma yang sedikit baik pada musim gugur dan jumlah sperma normal terbanyak yaitu tujuh persen, pada musim semi.
"Penelitian-penelitian sebelumnya, kebanyakan pada hewan juga menunjukkan hasil yang serupa, dikaitkan dengan musim kawin," kata Edmund Sabanegh, urolog dari Cleveland, Ohio yang terlibat dalam penelitian tersebut.
Penelitian pada hewan menunjukkan perubahan musiman dalam produksi sperma dan kesuburan berkait dengan banyak faktor yang luas mulai dari suhu, panjang masa terang dan gelap dalam sehari serta hormon.
Dari penelitian terhadap manusia, penelitian terbaru menunjukkan bahwa jumlah sperma di seluruh dunia menurun, tetapi tidak diketahui sebabnya, meskipun teori menyebutkan gaya hidup, lingkungan yang tercemar kimia dapat mempengaruhi kesehatan sperma.
Sabanegh mengatakan tentu saja para dokter tidak akan menyarankan pria untuk menunggu sampai musim semi untuk mempersiapkan mendapat anak.
"Kami akan terus mendorong mereka untuk mencoba dengan mengabaikan musim dan mungkin akan menjadi beruntung dari perawatan atau bantuan," katanya.